Encang,encing,nyak,babe,ponakan,misanan,semue,Assalamulaikum wr wb

Tulisan ane di blog ini emang nggak semua baru,tapi juga nggak basi,karena peristiwa sekarang kan pengulangan dari peristiwa
tempo dulu.Seneng,marah,sedih kan sama aja.
balyanurmd@yahoo.co.id

http://balyanurmd.wordpress.com

Rabu, 25 Januari 2012

IJAZAH NANGKEP MALING


Cerita santai : Balya Nur

Semenjak bang Jamil jadi hansip di kampung kami, kampung ini jadi aman tentram. Sampai hari ini bang Jamil sudah lima kali nangkep maling, atas jasanya itu oleh pak RW dia diberi hadiah sepeda BMX dan memang dengan hadiah itu bang Jamil jadi tambah rajin keliling.
Kata orang, dulunya bang Jamil ini termasuk orang golongan hitam tapi sekeluarnya dari penjara Bang Jamil insaf dan oleh Pak RW diangkat menjadi keamanan kampung kami. Harap maklum saya baru beberapa bulan tinggal di kampung ini.

Tapi akhir-akhir ini bang Jamil sering mengeluh kepada saya, bukan lantaran gajinya sering telat, tapi bini mudanya (eh, jangan bilang siapa-siapa kalau bang Jamil punya bini dua) menuntut dibelikan Televisi berwarna.

“ Mil, mat ague udah sepet ngliat TV hitam putih, Beliin yang ada warnanya donk..  Kalu gak kontan, yak kredit kek. Bilang sana sama Pak RW” begitu kata istrinya seperti yang dituturkan bang Jamil kepada saya.
“Dia sangka, TV berwarna itu murah, kan harganya berkali  lipat dari TV hitam putih,” umpat bang Jamil, saya cuma senyum saja, tak baik mencapuri dapur orang.

Tapi dasar bang Jamil sayang sama bini, ya… dia usaha juga. Hingga pada suatu malam ketika saya sedang ngobrol dengan pak RW di pos jaga, Bang Jamil datang. Kali ini dia tidak pakai seragam hansip. Perlu juga diketahui, Bang Jamil walaupun bukan giliran jaga, dia selalu memakai pakain seragam.

“Tumben Mil ‘nggak pakai seragam?” Tanya Pak RW, bang Jamil tidak langsung menjawab, dia duduk di depan kami, mengerluarkan rokok dan menghisapnya.
“Eh, ada apa ini Mil. Kok murung bener?” Tanya Pak RW lagi.
“Begini Pak RW”, Bang Jamil mulai buka suara. Tapi kelihatannya agak ragu-ragu.
“Saya tadi habis ngelamar pekerjaan, Pak”, lanjutnya pelan.
“Dimana?”
“DI pabrik tenun, katanya dia butuh keamanan satu lagi.”
“lantas?”
“Itulah Pak, disana saya ditanyain Ijazah segala, saya kan ‘nggak pernah punya Ijazah, SD aja cuman sampai kelas empat.”
“Terus bagaimana?”
“Saya bilang Ijaza memang saya ‘nggak punya, tapi kalau perkara ngamanin pabrik, bapak ‘nggak usah ragu-ragu lagi deh. Kalau nggak percaya Tanya saja sama Pak RW saya.”
“terus apa jawabnya?”
“Kayanya sih dia ragu sama saya, Pak. Dia ‘nggak percaya kalau saya bisa jadi keamanan.”

Memang Bang Jamil tidak ada potongan jagoan. Badannya kecil, wajahnya pucat. Tapi kalau baru dikeroyok tiga orang saja, jangan mimpi menang lawan dia.
“Waduh, bagaimana ya?” Pak RW menggaruk-garuk janggutnya.
“Begini Pak, saya datang menghadap Bapak, maksud saya mau minta Ijazah.”
Pak RW berhenti menggaruk-garuk,” Ah, ‘nggak salah ngomong Mil. Ijazah yang mana?”
“Maksud saya minta dibuatkan Ijazah.”
“Eh, Bang Jamil, Pak RW bukannya kepala sekolah, mana bisa dia bikin Ijazah?” Saya jadi ikut-ikutan nimbrung. Soalnya Pak RW masih bengong mendengar permintaan itu.
“Bukan Ijazah sekolahan, Pak. Tapi Ijazah nangkep maling.”
Saya dan Pak RW kontan tertawa bareng. Mana ada Ijazah nagkep maling?.

“Bang Jamil ini bercanda atau serius?” Tanya saya sambil tertawa.
“serius, Pak. Kalau bisa sih Ijazahnya yang tekan Pak Lurah. Pabrik itu kan berada didaerah kekuasaannya Pak Lurah. Siapa tahu…. ?”

Setelah berfikir sejenak, akhirnya Pak RW ambil keputusan, “Mungkin maksud Pak Jamil semacam piagam penghargaan, ya?”
“iya kali Pak.”
”Baiklah, tapi saya ‘nggak janji, ya? Besok saya akan kekantor kelurahan menghadap Lurah. Hasilnya nanti akan saya kabarkan, ya… namanya juga usaha.”
“Aduh terima kasih Pak, terima kasih nih sebelumnya. Saya permisi dulu Pak. Maklum dari tadi belum pulang. Permisi Pak…,”
“Pulang kerumah yang mana Mil?” Tanya Pak RW sambil senyum bercanda. Bang Jamil tertawa penuh arti. “ah, Bapak ini kayak ‘nggak tahu saja. Permisi Pak..”

Saya dan Pak Rw menghadap Pak Lurah. Pak Lurah menanggapi persoalan ini dengan serius. “Untuk warga yang berbakti semacam Bang Jamil itu, Pak RW tidak perlu khawatir, akan saya bantu sepenuhnya. Bukan hanya surat keterangan, atau piagam, besok dia akan saya antar ke pabrik itu, kebetulan saya kenal baik dengan pemilik pabrik itu. Pokonya Bang Jamil besok suruh menghadap saya. Maaf ya, saya ada rapat di Kecamatan nih…”
“Wah…terimakasih pak. Saya bangga sekali punya Bapak masyarakat seperti Bapak. Eh, ngomong-ngomong Bapak bakal kena mutasi, ya? Siapa gantinya, Pak? Dari hasil bisik-bisik, para ketua RW akan mempertahankan Bapak. Kami berencana akan membuat resolusi kepada Bapak Camat.”
“Ah… itu kan urusan orang atas, kalau saya sih sebagai pegawai negri, ditempatkan dimana saja ya… tidak masalah. Sudah ya…… nanti saya ketinggalan rapat nih. Pak RW kan tahu sendiri Bapak Camat kita yang baru ini disiplinnya ketat. Maklum, namanya juga baru….”

Besoknya saya, Pak RW dan Bang Jamil datang ke kantor Kelurahan, dimulut gang ,kami berpapasan dengan Pak Lurah yang sedang mengendarai mobilnya.
“Eh, kebetulan ayo naik,” ajak Pak Lurah sambil membukakan pintu mobilnya. Setelah kami semua naik, Pak Lurah bertanya, “ Bang Jamil melamar pekerjaan di pabrik tenun depan Pom bensin itu, ya?”
“eh, iya Pak betul,” jawab Bang Jamil hormat.
“Kebetulan kalau begitu, sekarang kita semua ke pabrik itu.”
“Aduh….. terima kasih nih Pak, atas segala bantuannya, saya jadi merepotkan Bapak.” Bang Jamil Nampak terharu atas kebaikan hait Pak Lurah
“Tadi saya ditelpon, katanya pabrik itu kebakaran. Makanya sekarang kita ramai-ramai lihat kesana.”

Saya lirik Bang Jamil mukanya pucat. Kasihan betul dia, mungkin bagi pembaca, mendengar kalimat terakhir Pak Lurah itu akan menertawakan Bang Jamil, atau paling tidak tersenyum. Dan tadinya saya bermaksud akan mengakhiri cerita sampai disini. Tapi berhubung menertawakan penderitaan orang lain itu tidak baik, maka cerita ini  saya lanjutkan.

Sesampainya di pabrik yang kebakaran itu, kami semua turun. Kami lihat disitu ada dua mobil pemadam kebakaran dan Nampaknya api sudah dapat dikuasai. Hanya dua orang petugas pemadam kebakaran sedang berusaha menyelamatkan seseorang yang terkurung api di pabrik itu. Tanpa pikir panjang, Bang Jamil menerobos masuk ke dalam pabrik itu, dan tidak lama kemudian dia keluar membawa orang naas itu bersama dua orang petugas pemadam kebakaran.

Tidak lama kemudian, api dapat dipadamkan. Hanya bagian belakang pabrik saja yang terbakar. Dan atas usul Pak Lurah dan atas jasa Bang Jamil menyelamatkan karyawan pabrik yang naas itu, dia diterima bekerja di pabrik tenun itu, tanpa ditanya lagi soal Ijazah.
Nah, untuk para pembaca, sekarang sudah boleh tertawa sepuas-puasnya, ‘nggak dosa kok.,

Dimuat Tabloid IDOLA,5 Nopember 1990.


Sabtu, 07 Januari 2012

.MULAILAH CANANGKAN GERAKAN INTELEKTUAL KAUM BETAWI…. (Catatan Menuju Kedaulatan Etnik Betawi di Kampungnya Sendiri)





Jika kita tengok kebelakang, bahkan sejak Xabandar Kalapa, Wak Item berhubungan dengan banyak bangsa, jelas sekali intelektualitas orang Betawi. Betapa tidak ? Wak Item selalu Xabandar Kalapa memnguasai banyak bahasa sehingga bisa melakukan hubungan dagang dan pengaturan bandar Kalapa dengan orang-orang asing dari berbagai negara.

M.Thahir, ketua Boedi Oetomo cabang Weltenvreden hingga Moehammad Hoesni Thamrin pendiri Perkumpulan Kaoem Betawi yang ikut dalam sumpah Pemuda dan menjadi anggota Volksraad, adalah contoh berikutnya. Kemudian muncul tokoh-tokoh yang tidak saja intelek tapi selalu konsisten dalam perjuangan terhadap kebenaran.

Banyak pula di tanah Betawi pemikir-pemikiri yang kemudian menuliskan karya-karyanya, seperti misalnya penulis Betawi pasca merdeka yang diketahui antara lain M.Fauzzi (dg 2 z) yang banyak menulis di Pantja Warna. Awal 50’an Ramelan atan Ran. Dia menulis di Pedoman. Tenga 50’an ada SM Ardan, Lukman Karmani, Firman Muntaco, Machbub Djunaidi, Tuty Alawiyah. Awal 60’an ada Kamal Hamzah, Siti Aminah Azis dan banyak lagi. Penulis-penulis Betawi angkatan 60’an umumnya dibesarkan oleh rubric Kuntjup Harapan Koran Berita Minggu. Pada tahun 1935-1942, banyak juga penulis Betawi yang gunakan nama samaran.

Salah seorang yang patut kita ingat adalah Machbub Djunaidi. Machbub merasa dibesarkan di sekolah SMP en SMA. Ia lalu masuk HMI sampai duduk di PB. Ia lalu mendirikan PMII dan jadi ketua. Machbub jadi anggota DPRGR umur 27 karena prestasinya. Ia diusulkan NU dan diangkat Bung Karno. Ia anak Betawi pertama yang berada di pentas kenegaraan Nasional setelah RI merdeka (1961). Kemudian ada lagi dr.Aziz Saleh (Menkes 1963). Keduanya diangkat karena kapasitas pribadinya. Bahkan banyak yang gak tau kalau Aziz Saleh Betawi, ia banyak berkiprah di Pramuka.

Belakangan ini kita hanya melihat banyaknya kumpulan Betawi yang kita tidak tahu arah tujuannya. Hingga saat ini terlihat bahwa Betawi hanya dilekatkan pada bendera-bendera kumpulan tersebut. Karya nyata yang dapat dibanggakan tidak terlihat, Saya hanya melihat Ridwan Saidi lah yang paling konsisten mengawal Betawi dengan karya-karya (walau sering dianggap kontroversial). Seperti halnya Machbub Djunaidi yang saya anggap dikenal secara internasional, Ridwan Saidi terlihat anti kumpulan Betawi. Walau begitu Machbub berharap Ridwan Said bisa bertahan berada dalam dunia Betawi, karena beliau merasa tida akan bisa.

Dalam satu kesempatan Ridwan Saidi bilang pada saya bahwa hampir dibanyak tempat perkumpulan etnik alami kemerosotan intelektual karena intervesnsi politik. Era Belanda politik kita sama-sama : ANTI KOLONIAL, maka gerakan kebangsaan motornya dulu kumpulan etnik, termasuk Perkumpulan Kaum Betawi. Dari buku Riwayat Sawah Besar, saya tampilkan fakta betapa inteleknya Kaum Betawi, demikian ditambah kan Ridwan Saidi. Zaman sudah berubah. Politik (berparte) telah jadi cara tunggal untuk mobilitas vertical, maka intelektualitas sama sekali tak diperlukan, Ridwan Saidi menambahkan pendapatnya tentang kaum Betawi hari ini.

Akhirnya saya kutip pendapat Ridwan Saidi tentang kiprahnya di Betawi. Menurut beliau concern dengan Betawi tetap pilihannya. Betawi tidak identik dengan perkumpulan. Kepentingan en persoalan masing-masing juga tak selalu sama. Ini dialami oleh yang lain-lain. Formula Kaum Betawi yang amat jitu : mencerdaskan orang-orang Betawi. Mereka bikin perpustakaan di Pejambon dan AsamReges. Bikin majalah, debating club, bikin asrama pelajar. Mereka buka les musik. Perkumpulan Kaum Betawi gak ada duanya. Untuk diketahui, di Fadli Zon Library ada data nya, seorang putra Betawi pada tahun 1927 ada yang jadi Meester in de Rechten jaman Rechtshoegeschool berafiliasi dengan Leiden.

Saat saya membuat tulisan ini, saya ingat beberapa Pesan Pendek dari Dato Ridwan Saidi, yang antara lain :
Aki Tirem bikin krajan karena intelektualiasnya idem Ki Agas Kintal di krajan Judea Karti, Batu Jaya, idem Buyut Nyai Dawit yang diaku Pager Resi idem Wa Item yang diangkat Xabandar & penerjemah idem Bapa Slamat yang diangkat Patih pemerintahan Deandels idem M.Tahir yang terpilih Ketua Boedi Oetomo Wltevreden. Semua krn intelektualitas. To’ak (intelektualitas) bicara. Diluar to’ak cari urusan. Anak2 Betawi misti dahulukan to’ak dari yg laen.
(RS : 20/06/2010 : 11.59.04)

Tradisi to’ak di Betawi cukup berakar. Jadi penterjemah di Plabuhan Kalapa harus bicara 36 bahasa. Itu syarat dari Pakuan. Wa Item kaya bukan karena Xabandar tp krn jago bahasa. Saat Kalapa dibakar, puluhan penterjema dibunu. Karena itu ditangan Tagaril (Palatehan) plabuhan sepi. Penerjemah di alap abis. Akhirnya Jayakerta berjualan kavling2 ke Inggris en Belanda. Mereka mang bokis prang, tapi gara da e to’ak. Akhirnye caur digebukin Blendong. Zonder to’ak te ente bais. (RS : 2/06/2010 : 12.34.53)

Blande kate,orang kudu ada nieuwesgierig, rasa ingin tau. Ini dorong hasrat membaca. Guru saya Subchan ZE bilang di fakultas apapun kuliah kita belajar method denken (metode berfikir). Kuasai method denken dan banyak baca te e roang bakal maju en terpandang. Baca apa saja sesuai minat. Internet cuma kasi pngetahuan instan. Jangan takut hiroglip en Ibrani bahkan Aramaic, karena itu bisa diplajari. Kalo te e cinte ilmu, ilmu bakal cinte te e. (RS : 20/062010 : 12.34.53)

A.Toynbee , peradaban manusia bermula ktika mreka lompat dari puun en mulain mendirikan rumah diatas bumi. Menurut arkeolog itu bermula di Turki Chatal Khuyuk pd 9000 SM. Pd 6000 SM peradaban rumah merambah Jordan di Ain Ghazal. Dari rumah2 terjadi himpunan yang disebut kota. Kota yang pertama berdiri di zaman itu juga di Jordan en bernama JAVA (Jawa). Kota itu teruruk. Pada 1986 mulai diekskavasi. Java bahasa kuno (Akkadia) yang masih digunakan hingga 3000 SM oleh orang2 Assyria di Mesopotamia. Bahasa ini untuk sebahagiannya diserap Hebrew. Java=good looking. Nama pulau yang kita diami sekarang mengacu pada nama tsb. Nama ini pemberian kelana Asia Barat, sudah kesini 2500 SM. Pergerakan sejarah mengarah pada kebesaran Indon. Reinassance !! bangsa besar tak bole dipimpin Presiden yang katai ilmu en charisma. (RS : 20/06/2010 : 14.09.23)

Kata Marcopolo, Cina ambisi jajah Jawa. Utusan Cina ke Singasari 2x datang temui Kartanegara akhir XIII M,minta takluk. Pertama ditolak, ke 2 ditolak bari muka tu Cina dicontreng pake kris (bukan iris kuping). Raja Cina dinasti Mongol marah, kirim 100.000 tentara pimpinan SHI PI. Kertanegara ude wapat digantiin ame Jayakatwang. Cina manpaatin saingan Jayakatwang : R.Wijaya. R.Wijaya disuru serbu Jayakatwang. JK kalah tapi Cina yang cape dihajar R.Wijaya. 1/3 Cina mati. Raja Cina ganti siasat : subversi. Dari th 1422 Cheng Ho 9x ke Majapahit ngintel. Jaringan intel dibentuk pimpinan Cina2 Mualaf : Bonang, Giri en Kudus. Gajahmada termakan intrik perangi Padjadjaran di Bubat. Laksamana Nala marah ke Gajahmada. Bersama 1400 armada laut tinggalkan Majapahit. Majapahit melemah en letoy saat Gajahmada wafat 1478. Trus Hayam Wuruk idem. Majapahit ambruk. Trus Kalapa 1526/1527 en Pajajaran 1579. Koalisi Cina –Gujarat ancurkan Jawa aja. Mrk ga bisa membangun. 1619 Eropa joget/HUT DKI nih yee….(RS :20/06/2010 : 09.35.44)

Nusantara jaya dijaman krajan2 lokal dari 2500 SM – IV M datang begundal asing Tarumanegara (Hindu) IV M dan Sriwijaya (Budha) V M hancurkan krajan2 lokal di Sumatera, Jawa, Kalimantan. Kediri yang bertahan di Jawa Timur en Sunda di Jabar. Ke2 krajan local ini kelak metamorphosis dalam Pajajaran dan Majapahit. Nusantara jaya lagi pada XIII M stlah ambruk 8 abad dirusak asing(India utara). Tp 2 abad aja. Lalu datang lagi Cina & India (Gujarat) hancurkan Pajajaran dn Majapahit dengan tehnik subversi. Tapi Cina en Gujarat Cuma mampu bikin kerajaan ecek-ecek : Demak, Cirebon en bawahan2nya yang cuma berumur 1 abad. En Eropa (dan Nippon) 3 abad lebih => merdeka !! Tau-tau eropa datang lagi dan USA via IMF en World Bank. Eropa mo ancur. Setelah lima abad kita harus bangkit lagi dengan kekuatan sendiri .. hayooo…… !! (RS : 20/06/2010 : 09.36.57)… edisi revisi 28 Juni 2011.

Jika kita lihat kumpulan Betawi sekarang, tak ada yang berorientasi pada pencerdasan Kaum Betawi, bahkan cenderung tak perdulikan gerakan intelektual kalao tak mau disebut anti intelektual. Lantas kapan bisa kita mulai, kita ulangi kejayaan masa lalu ketika kaum intelektual Betawi banyak berbuat dalam membangun negeri ini ? (Jkt,Juni 2011, diperenungkan untuk ditulis ulang pada 02 Januari 2012/mathar moehammad-rs/forum kajian budaya betawi)


FB LEMBAGA KEBUDAYAAN BETAWI